Sistem Informasi Geografis
Pada jaman sekarang ini,
dalam mencari informasi geografis dipermudah dengan Sistem Informasi Geografis.
Sistem Informasi Geografis Merupakan gabungan dari tiga unsur pokok
: sistem, informasi, dan geografis.
SIG merupakan salah satu sistem informasi,
seperti yang telah dibahas di muka, dengan tambahan unsur
"Geografis". Atau, SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada
unsur "informasi geografis" (Bafdal, Amaru, & Macklin,
2011). Sistem informasi Geografis digunakan untuk memberikan informasi mengenai
letak geografis suatu tempat.
1. Sejarah Sistem Informasi Geografis
Tabel
1. Sejarah GIS dan perkembangannya
data dikutip dari http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30525/SISTEM+INFORMASI+GEOGRAFIS+-+1.pdf
Berdasarkan Tabel
1, pada tahun 1960-an tepatnya pada 1967 pertama kali Muncul istilah CGIS(Canadian
Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis kanada. Sistem
Informasi Geografis pertama kali harus menggunakan mainframe khusus dan mahal. Seiring
berjalannya waktu, dengan perkembangan komputer, kecanggihan CPU, dan semakin
murahnya memori, sekarang SIG bisa
dijalankan pada berbagai perangkat baik desktop maupun telepon genggam.
2. Komponen
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi
Geografis mempunyai beberapa komponen. Komponen utama SIG meliputi perangkat
keras, perangkat lunak, data dan sumber daya manusia. Perangkat keras meliputi
komputer, digitizer, scanner, plotter, printer, sedangkan perangkat lunak bisa
dipilih baik yang komersial maupun yang tersedia dengan bebas (Puntodewo,
Dewi, & Tarigan, 2003).
3. Implementasi
Sistem informasi
Sistem Informasi
geografis bisa diimplementasikan dalam bentuk web, perangkat komputer, dan
perangkat mobile. Pada jaman sekarang ini sistem informasi berbasis
web sangat banyak, dari mulai web pencarian suatu tempat seperti rumah sakit,
bengkel, tempat makan, dan lain lain. Selain bentuk web Sistem Informasi juga
bisa berbasis perangkatmobile, contohnya sekarang banyak sistem
informasi geografis yang berbasis dismartphone yang memiliki sistem
operasi android.
3.1 Sistem
Informasi Geografis Berbasis Web
Sistem informasi
Geografis berbasis web memungkinkan akan membantu memecahkan masalah, dengan
begitu kita dapat melihat peta. (Hamidi, 2012). Pada sistem informasi
geografis berbasis web kita bisa melihat peta dengan mengetikkan url website
tersebut tanpa harus mengunduh suatu program seperti pada perangkat mobile dan
perangkat komputer.
Pembangunan aplikasi
sistem informasi geografis berbasis web, dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap
yang ada dalam System Development Life Cycle (SDLC) yang
dimulai dari tahap perencanaan. (aliyah, 2009). Perencanaan memuat titik
titik peta yang ingin ditandai sebagai lokasi yang menyimpan informasi,
contohnya mesjid ditandai sebagai tempat ibadah pada sistem informasi
geografis.
3.2 Sistem Informasi Geografis Berbasis Mobile
Sistem informasi
geografis berbasis mobile adalah sistem informasi geografis
yang berada pada perangkat mobile yang sudah memiliki GPS(Global Positioning
System). Pada sistem informasi geografis berbasis mobile ini
bisa melihat langsung lokasi suatu tempat yang diinginkan hanya dengan
perangkat mobile. Berbeda dengan berbasis web sisem informasi
berbasis mobile ini sebelumnya harus memasang aplikasi dahulu
sebelum bisa menggunakannya.
3.3 Sistem Informasi Geografis Berbasis perangkat komputer
Sistem informasi
geografis berbasis perangkat komputer ini sama dengan sistem informasi berbasis mobile hanya
saja dijalankannya pada perangkat komputer. Sistem informasi geografis berbasis
perangakt komputer ini biasa digunakan di perusahaan-perusahaan yang biasanya
meramal cuaca atau pada kantor BMKG(Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika) untuk memberikan informasi mengenai iklim.
4. Pembuatan Sistem Informasi Geografis
Pada saat membuat sistem
informasi geografis yang pertama harus dilakukan adalah mendefinisikan tempat
yang ingin ditandai pada peta, contohnya ketika kita ingin membuat sistem
informasi geografis dimana tempat ibadah, maka kita harus mengetahui letak
tempat ibadah itu pada peta. Pendefinisian tempat tersebut berupa
titik-titik POI (Point ofInterest), yang dapat digunakan sebagai informasi
lokasi tempat ibadah. (triayanti & marlen, 2014). Setelah mendapatkan informasi titik POI, pengguna dapat
memilih tempat ibadah yang ada, kemudian akan ditampilkan jarak dan informasi
mengenai tempat ibadah itu sendiri. Penggunaan AR dalam penelitian ini
berfungsi sebagai tambahan informasi tempat ibadah berupa gambar, alamat, nomor
telepon dan situs web.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar